RSS

Berita Pertumbuhan Ekonomi 2015

JAKARTA – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengurangi angka kemiskinan serta pengangguran. Untuk itu, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% akan sangat diperjuangankan agar tercapai pada 2015.
Meskipun ekonomi Indonesia pada 2014 hanya mampu tumbuh  5,02%, Bambang menuturkan, tidak akan menyulutkan semangat pemerintah untuk tetap pada target yang ada. Harapannya, lapangan kerja akan terbuka lebar dan terjadi perbaikan pendapatan masyarakat Indonesia.

“Sedikit di bawah ekspektasi (pertumbuhan ekonomi 2014), tidak apa-apa. Yang penting kita kerja keras. Kan saya bilang ini harus ada extra effort tahun ini. Tapi kita sudah tertolong dengan investasi pemerintah yang jumlahnya naik tinggi,” ungkap Bambang di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (6/2).
Pemerintahan Presiden-Wakil Presiden telah melakukan berbagai langkah penghematan anggaran yang dapat digunakan untuk investasi pada hal-hal yang produktif. Bambang mengungkapkan, pertambahan belanja infrastruktur menjadi investasi pemerintah.

“Kalau konsumsi pemerintah itu hanya belanja barang, kita lihatnya investasi. Belanja infrastruktur tambah Rp 100 triliun, belum lagi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dana Alokasi Khusus (DAK), dana desa, itu bagian dari upaya menambah investasi pemerintah dan itu berdampak pada pertumbuhan,” jelas Bambang.
Selain itu, investasi swasta pun menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai target pemerintah, yakni 7% dalam lima tahun mendatang. Untuk menghasilkan level pertumbuhan tersebut, Badan Koordinasi Penanaman Modal memperkirakan pertumbuhan rata-rata investasi 8,2% per tahun hingga 2019.

Pada 2015, target realisasi investasi 2015 sebesar Rp 519,5 atau tumbuh sekitar 14% dari target 2014 sebesar Rp 456,6 triliun. Target investasi tersebut disummbang oleh PMDN sebesar Rp 175,8 triliun dan PMA sebesar Rp 343,7 triliun. Investasi pada sektor manufaktur, pertanian, perkebunan, industri pertambangan akan menjadi target utama sekitar 52% dari total target pertumbuhan.
Berkaca dari peran penting investasi swasta, Bambang mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif fiskal yang dapat mendorong dunia usaha untuk berinvestasi di Indonesia.

“Yang tidak kalah penting adalah investasi swasta. Untuk itu diperlukan iklim usaha yang kondusif dan insentif fiskal. Karena dengan itu, dapat mendorong dunia usaha," kata Bambang.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eny Sri Hartati menuturkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dimulai dengan menopang sektor riil serta industri hilirisasi.
“kalau industri ini berkembang akan emnarik sektor pertanian apda arti luas, sektor jasa, keuangan, perbankan, artinya akan ada penyeraoan tenaga kerja shgga ada tambahan pendapatan dan menambah daya beli masyarakat. Ketika peemrintah bisa doorng sektor riil, maka bisa juga ekspor meningkat,” tutur Eny kepada Investor Daily di Jakarta, Minggu (8/2).

Di samping itu, perbaikan kualitas belanja pemerintah sangat diperlukan. Menurut Eny, apabila pemerintah bisa segera mengoptimalkan pembangunan infrastruktur sehingga memperkecil biaya logistik. Langkah tersebutm memberi kepastian arah investor untuk merealisasikan investasinya.
Eny menilai, jika pemerintah tidak mencapai target pertumbuhan pada tahun ini, namun tetap konsisten dalam menopang sektor riil. Eny meyakini, ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6% pada 2016. 

Sumber:
Berita Satu.

0 komentar:

Posting Komentar