Masa Pra Kolonial
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah
sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan
penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa
lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat
diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah
menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau
3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di
Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar
suku.
Kedatangan mereka dalam rangka mendapatkan wilayah
baru, dan hal tersebut berarti mereka harus menaklukan suku bangsa lain yang
telah berdiam lebih dulu di Indonesia. Karena mereka memiliki tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi berupa alat kerja dan perkakas produksi serta
perang yang lebih maju, maka upaya penaklukan berjalan dengan lancar. Selain
menguasai wilayah baru, mereka juga menjadikan suku bangsa yang dikalahkanya
sebagai budak. Pada perkembangannya, bangsa-bangsa lain yang lebih maju
peradabannya, datang ke Indonesia, mula-mula sebagai tempat persinggahan dalam
perjalanan dagang mereka, dan kemudian berkembang menjadi upaya yang lebih
terorganisasi untuk penguasaan wilayah, hasil bumi maupun jalur perdagangan.
Seperti misalnya kedatangan suku bangsa Dravida dari daratan India -yang sedang
mengalami puncak kejayaan masa perbudakan di negeri asalnya- , berhasil
mendirikan kekuasaan di beberapa tempat seperti Sumatra dan Kalimantan.
Mereka memperkenalkan pengorganisasian kekuasaan dan
politik secara lebih terpusat dalam bentuk berdirinya kerajaan kerajaan Hindu
dan Budha. Berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai zaman keemasan
dari masa kepemilikan budak di Nusantara yang puncaknya terjadi pada periode
kekuasaan kerajaan Majapahit. Seiring dengan perkembangan perdagangan, maka
juga terjadi emigrasi dari para saudagar dan pedagang dari daratan Arab yang
kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah pesisir pantai untuk
melakukan penguasaan atas bandar-bandar perdagangan. Berdirinya kerajaan Islam
telah mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke daerah pedalaman, dan mulai
memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian yang lebih maju dari
sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik pertanian, menandai
mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina juga banyak
berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan seperti misalnya
ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng Hong yang mendarat
di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi orang-orang Jawa ke
semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura untuk bekerja
sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan perjalanan ke
Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di pulau Sangir
Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena letaknya yang
sangat dekat secara geografis.
Dari catatan sejarah yang sangat ringkas tersebut,
maka kita dapat menemukan beberapa ciri dari gerakan migrasi awal yang
berlangsung di masa-masa tersebut. Pertama, wilayah Nusantara menjadi tujuan
migrasi besar-besaran dari berbagai suku bangsa lain di luar wilayah nusantara.
Sekalipun pada saat itu belum dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat
migrasi yang bersifat internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang
berasal dari daerah yang sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan
terjadinya migrasi pertama-tama adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk
tinggal dan hidup, penguasaan sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan
realisasi hal tersebut menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran
kebudayaan pendukung. Ketiga, proses migrasi tersebut ditandai dengan
berlangsungnya perang dan penaklukan, cara-cara yang paling vulgar dalam
sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga telah mendorong perkembangan sistem
yang lebih maju dari masa sebelumnya seperti pengenalan organisasi kekuasaan
yang menjadi cikal bakal negara (state) dan juga sistem pertanian.
Sumber: http://karameru-panda.blogspot.com/2012/10/1.html
0 komentar:
Posting Komentar